Laman


Rabu, 23 Juni 2010

(catatan dua tahun silam)



Minggu sore, tepat bada ashar aku sampai di sekretariat yang  setahun silam menjadi rumah keduaku, kangennn ama suasananya…belum ada perubahan, atap masih bocor, dinding dengan catnya yang mulai mengelupas, jendela yang penuh tempelan pamflet berkat tangan orang yang bertanggung jawab dan juga orang yang tidak bertanggung jawab
Ehm…meja penuh dengan barang dagangan danus….semuanya masih biasa, sampai ku temukan ada sesuatu yang berbeda diantara tumpukkan makanan dan minuman yaitu…
KOPI!!! Ooo i love coffee, dan kopi yang ada saat itu unik, karena telah sepaket ama gelasnya persis seperi mi siap saji yang tinggal di tuang air panas….tanpa ba bi bu akupun langsung membelinya, sempat ada yang heran juga secara yang aku beli “ black coffee” bukan jenis yang biasanya teman-teman akhwat minum. Setelah menyelesaikan urusan dengan para akhwat akhirnya akupun kembali ke kost, sesampainya disana ternyata telah menanti seorang teman “seperjuangan” “ kemana aja si…lambreta neh!!!” “ sabar bu….tadi ada urusan, jumpa fans he gak2 maksudku tadi ada urusan menyelesaikan amanah yang tertunda….ohya suka kopi? “ tanyaku sambil membuka kopi yang baru aku beli tadi. Dia tersenyum, nampaknya dia suka juga! “ rasa apa? Aku suka mocacinno” dan diapun berupaya mencari tahu kopi yang ku bawa, “ yahhh sayang banget bukan itu yang ku beli…bentar ya, tunggu disini, aku ke warung bentar aku beliin mocacinno!!!!” Akupun bergegas ke luar dan tak berselang lama akupun kembali lengkap dengan mocacinno di tangan, dan diapun lagi-lagi tersenyum, akupun membuat 2 kopi, dia rada terkejut dengan ekspresi wajahku saat ku tahu bahwa kopi yang ku bawa ternyata jenis 2in1 alias kopi plus gula! “ iuhhh…knapa gak nanya dulu ya tadi? Aku pikir kopi doank!“ “ lho..kamu suka kopi tanpa gula????” akupun mengangguk “ yup! “”haaa! Apa enaknya???” akupun mengambil kopi lain, kopi alami yang langsung dari kebun( dipetik, dijemur dan digiling) “ cobain! Kamu bakal ngerasain sensasi yang beda, dibanding kopi faforitmu itu jeng!” awalnya dia sebatas melirik, dan pada akhirnya dia mengangkat cangkir itu ragu-ragu. Nampaknya dia mengamati cairan hitam di dalamnya sebelum(akhirnya) dia putuskan untuk menuruti kata-kataku.
minum itu satu teguk aja.tapi jangan langsung diminum, biarkan sebentar di mulut trus rasain cairan kopi itu pake ujung lidahmu”
Terlihat sekali, ekspresi wajahnya, seperti aku saat masih kecil dan baru pertama kali minum jamu!PAHIT!!mungkin dan pastinya karena dia tidak terbiasa…
gerakin lidahmu pelan-pelan, sebelum kamu teguk kopi itu…”
Diapun benar-benar ngikutin instruksiku. “ gimana?” tanyaku sambil tersenyum
Rasanya ajaib!tadinya pahitttttt banget, tapi ko aku bisa ngerasain rasa manis setelah semua rasa pahit itu ya?”
Ngga selamanya rasa pahit itu ngga enak. Buktinya kopi yang kamu minum tadi, dengan cara-cara tertentu, kamu bisa dapetin rasa manis tepat sebelum kamu nelen semuanya”
ini salah satu analogi aku buat yang namanya hidup. Hidup juga selalu begini. Di tengah-tengah kepahitan, penderitaan, sakit hati, dan banyak lagi kebetean kita, dengan jalannya masing-masing semuanya justru memberikan kita pengalaman manis dan bahkan kenang-kenangan pantas buat dikenang di masa depan.”
Jadi…bukan hanya rasa kopi itu yang ajaib, tapi hidup kita juga…” dia menatapku, tak berkedip dan diapun bilang “ pantesan aja kamu suka begadang“
begadang? Ya emang kata pa haji Rhoma gak bagus, tapi gimana donkkkk sebenarnya tanpa kopipun aku tetap begadang, aku juga baru-baru aja suka ama kopi, tapi sekali suka aku malah milih yang murni, saat aku menghirup aroma kopinya, terus menikmati sensasi wanginya, uuuhhh mungkin dari sanalah aku jadi suka kopi. “ perempuan berambut ikal itupun mengangguk, (tanda mengerti apa mengantuk ya?).

Tidak ada komentar: