Laman


Selasa, 22 Juni 2010

FIRST YOU CRY



Namanya juga manusia! Begitu mendapat kabar yang menyedihkan, ya jelas terkejut dan’nangis’ !” Begitu kita membela reaksi pribadi seperti menjerit, menangis, tidak percaya atau bahkan mengamuk. Namanya juga manusia. Namun, apa tuntunan Allah bagi hamba-hambaNya yang mendapat ujian berupa kehilangan dan penderitaan?
Ada seorang peneliti di Amerika bernama Elizabeth Kubler-Ross yang meneliti reaksi dukacita pada manusia yang mengalami kehilangan atau bahkan menghadapi kematian, misalnya sesudah diberitahu tentang diagnosis kankernya. Dalam buku berjudul “ On Death and Dying “ menurut Kubler Ross ada lima tahap reaksi emosional yang dilewati seorang yang menghadapi kematian.
Yang pertama adalah denial atau pengingkaran. “ Nggak mungkin ini terjadi padaku!” Lalu, diikuti dengan anger alias amarah dan tidak mau menerima “ kenapa harus aku yang mengalami ini? Memangnya aku salah apa?”
Tahap berikutnya adalah bargaining atau tawar menawar dengan kekuatan manapun yang dipercaya bisa di ajak tawar menawar “ Tuhan, aku janji kalau Kau angkat penyakitku ini, aku akan jadi orang yang lebih baik.”
Tahap berikutnya adalah depression alias depresi. “ Masa bodo! Aku nggak perduli lagi. Mau mati kek, mau lumpuh kek.” Tahap terakhir adalah acceptance alias kepasrahan “ Aku sudah menerima apapun kondisiku dan aku siap”
Salah satu manfaat buku-buku semacam itu adalah memang membantu pembacanya mengeksplorasi batinnya di saat menghadapi kemalangan. Namun, Allah SWT mempersiapkan hamba-hambaNya menghadapi kehilangan dengan cara yang terbaik, yang akan menyelamatkannya di dunia dan akhirat. Beginilah cara seorang Muslim menghadapi musibah berupa kekurangan, penderitaan, kehilangan, kesakitan….
FIRST, YOU ASK FOR ALLAH’S FORGIVENESS
Kebanyakan kita sudah dilatih oleh ayah ibu dan Muslim-muslim yang baik di sekitar kita untuk mengucapkan istighfar saat mendengar kabar yang menyedihkan. Dalam keadaan sangat terkejut sekalipun, yang kita lakukan adalah memohon ampunan Allah atas segala dosa dan kekhilafan. Kalaupun musibah itu Allah tentukan sebagai peringatan bagi kita, maka semoga menjadi penghapus dosa pula.
MENGEMBALIKAN KEPADA ALLAH
Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun. Segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Inilah ucapan seorang yang beriman dan bertaqwa. Kekayaan kita yang hilang karena kita ditipu orang, itu memang milik Allah. Nyawa orang yang kita cintai, ketika diambilNya kembali, memang milikNya. Kesehatan, kekuatan, kecantikkan, dan wajah yang tampan adalah milik Allah; terserah Dia bila hendak mengambil kembali. Dengan mengucapkan ini, insya Allah dosa kita di hapuskan Allah.
MENANGISLAH BILA INGIN
Ada kecenderungan kita melarang orang yang sedang berduka menangis. Kenapa? Biarkan sahabat kita menangis karena kehilangan seseorang yang amat ia cintai(suami/saudara/orangtua). Yang tidak boleh adalah mengatakan hal-hal yang tidak benar tentang Allah.
BERSANDARLAH KEPADA ALLAH.
Sesedih apapun kita dan sefrustasi apapun kita, jangan sampai setan berhasil menjebloskan kita ke dalam kemusyrikan karena inilah dosa yang tak bisa diampuni. Ketika kehilangan orang atau sesuatu yang dicintai, jangan dengarkan setan-setan berbentuk manusia yang mengajak kita untuk bertanya dan minta pertolongan dari “orangtua” “orang pintar” atau “kyai sakti”. Mereka tidak tahu yang ghaib karena mereka cuma manusia biasa. Yang mengetahui yang ghaib hanyalah Allah semata. Sandarkan nasib kita dan orang yang kita cintai itu hanya kepada Allah.
MINTALAH BANTUAN SAUDARA.
Inilah saatnya saling membantu. Jangan malu meminta pertolongan keluarga,sahabat,saudara,psikolog,dokter atau siapapun manusia yang bisa membantu kita menghadapi cobaan dari Allah. Tapi, tetaplah letakkan nasib kita hanya di dalam genggaman kasih sayang Allah. Fallahu khairan hafizha wa huwa arhamurrahiimin-Maka Allahlah Penjaga Terbaik dan Dia Maha Penyayang dari segala yang penyayang.
IKHTIAR,DOA,DAN TAWAKAL
Inilah resep dari Allah bagi hamba-hambaNya yang menghadapi cobaan: berusaha terus mengatasi kesulitan dan penderitaan, sambil terus berdoa dan bertawakal. Kalau kita hanya berikhtiar mengatasi masalah tapi tanpa berdoa, tak ada gunanya bagi kehidupan kita dunia dan akhirat. Kalau kita hanya berdoa tanpa ikhtiar, tak ada pula gunanya. Jadi, harus lengkapi Ujung dari semua ini adalah berusaha untuk tetap sabar, menerima ketentuan Allah. Insya Allah, musibah yang kita hadapi menjadi bagian dari keberuntungan kita dunia akhirat sebagai orang yang beriman.

Tidak ada komentar: