Laman


Rabu, 23 Juni 2010

Mari Lebih Dekat DenganNya....



TAHAJUD
Sabda Nabi, “ Shalat Tahajud dapat menghapus dosa, mendatangkan ketenangan, dan menghindarkan diri dari penyakit” (HR at-Tirmidzi).
Tips bangun malam/dini hari :
  1. Jangan merasa bangun malam/ dinihari itu sulit, perasaan “sulit” akan menjadi sugesti negatif yang makin memberatkan diri untuk bangun.
  2. Jaga keikhlasan serta perbanyak istighfar dan zikir, boleh jadi dosa dan kelalaian dirilah yang mengakibatkan sulitnya kita untuk bangun kemudian beribadah.
  3. Mengingat manfaat ibadah pada waktu ini-baik itu tahajud ataupun shalat jamaah subuh, manfaat dunia maupun akhirat-tulis jika perlu, agar semangat baru selalu terasa tiap kali membacanya.
  4. Sebelum tidur, lakukan adab-adab yang dituntunkan syari’at, seperti berwudhu, berdoa, posisi tidur, dsb. Penjagaan Allah diawali dari penjagaan kita terhadap adab dan tuntunan yang telah digariskanNya. Insya Allah akan terasa mudah sekali untuk bangun malam jika poin ini dipenuhi.
  5. Kenali lama tidur ideal masing-masing. Apakah itu 2 jam, 5 jam, 6 atau 7 jam; sehingga kita tahu kapan saat harus tidur dengan memperkirakan waktu bangun sekitar jam 3 dinihari. Lebih baik kerjakan tugas/lembur dini hari, daripada malam harinya.
  6. Jangan melupakan tidur siang selagi ada kesempatan. Tidur siang memperkuat daya tahan kita untuk bangun malam harinya
  7. Letakkan bel /alarm pada tempat yang kurang terjangkau tapi masih terdengar keras, semisal di bagian atas tempat tidur. Sehingga kita bangun tapi tidak sekedar untuk mematikan alarm tersebut. Jika perlu, saling mengingatkan/membangunkan sesama teman.
  8. Bertahap dalam mendidik diri. Maksudnya, pada awal pengerjaan ibadah, ambil rakaat Tahajud yang ringan(2-4 rakaat) dengan jeda yang tidak terlalu jauh dengan Shalat subuh. Setelah itu ditingkatkan secara bertahap sesuai kemampuan kita.
Amr Ibnu Abbas berkata : saya mendengar Nabi Saw, bersabda: “ Sedekat-dekatnya hamba kepada Allah Swt, ialah di tengah malam yang akhir, maka jika engkau termasuk golongan orang yang berdzikir kepada Allah Swt, pada waktu itu usahakanlah!” (HR al-Hakim)
Di saat masih banyak manusia yang lalai dan terlelap, terimalah ketundukanku ini ya Rabb………
DHUHA
Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda:” Shalat Dhuha itu shalat orang yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena mulai panas tempat berbaringnya. “ (HR Muslim)
Tips mengerjakan shalat Dhuha di tengah kesibukan:
  1. Tentukan waktu rehat sesuai jadwal kita pada pagi harinya, kemudian niatkan Dhuha pada waktu itu. Jika memang tidak ada, kerjakan pada awal waktunya.
  2. Berwudhulah sebelum berangkat beraktivitas, kesucian diri memudahkan jiwa tunduk dalam ibadah.
  3. Buat reminder(pengingat) pada handphone/organizer kita, untuk mengerjakan shalat Dhuha.
  4. Bergaullah dengan teman-teman yang terbiasa melakukan shalat Dhuha, agar kebiasaan itu juga mendarah daging dalam diri kita.
Inilah rehat yang tidak sekedar rehat, Daripada sekedar duduk-duduk mengobrol, ayo rehat dengan ber-Dhuha dan segera kembali beraktivitas setelahnya. Kemudian, rasakan bedanya!
TIDUR SIANG
Tengah hari adalah masa paling sesuai untuk tidur sekejap karena sistem dalam tubuh manusia secara biologis efektif dalam memanfaatkan fase rehat atau tidur pada waktu ini. Fase ini disebut, midafternoon quiescent phase atau a secondary sleep gate.
Lalu , berapa lama sebaiknya kita terlelap di siang hari?
Jawabannya sederhana : tergantung kualitas tidurnya. Dengan kata lain, bukan karena lamanya tidur, tidur seseorang di katakan berkualitas. Kualitas tidur di tentukan oleh tercapai tidaknya kedalaman tidur, yang dalam bahasa kita dinyatakan dengan lelap atau nyenyak. Orang cukup jeda tidur siang setengah jam jika benar-benar penuh lelap tertidur.
Dalam sebuah riwayat, Imam Abu Hanifah selama 40 tahun tidak pernah tidur malam, karena malam harinya untuk shalat. Beliau tidur hanya pada siang hari, yaitu qailulah. Qailulah ini waktunya setelah shalat Dhuhur hingga Ashar. Jadi, tidur siang atau qailulah ini merupakan kebiasaan sebagian orang-orang terdahulu. Bila tujuannya agar bisa bangun malam untuk shalat Tahajud, tentu ini merupakan sunnah, karena Rasulullah Saw juga melakukannya. Tapi, kalau tidur siangnya hanya untuk bermalas-malasan, apalagi malam harinya juga tidak shalat Tahajud, maka apa nilai sunnah dari tidur siang ini?
Saran : Proporsional dalam menggunakan waktu, memaksakan diri tidur siang dalam situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan bukan tindakan bijak.
PUASA DAUD ( puasa sehari dan berbuka sehari )
Abdullah bin Umar r.a berkata , “ Saya menyampaikan keinginan kepada Rasulullah Saw., “ Demi Allah, saya hendak puasa di waktu siang dan shalat di waktu malam selama hidupku! “ Saya tegaskan kembali kata-kataku ini. “ Demi ayahku, engkau, dan ibuku, aku benar-benar telah mengatakannya !”
Beliau Saw, menjawab : “ Engkau pasti tidak mampu melakukannya. Berpuasalah dan berbukalah, shalat dan tidurlah, puasalah setiap bulan tiga hari, maka kebaikan berlipat sepuluh kalinya. Hal ini laksana puasa sepanjang tahun.”
“ Saya mampu lebih banyak dari itu.” Kata Abdullah bin Umar.
Beliau Saw, bersabda, “ Puasalah sehari dan berbukalah dua hari “
“Saya kuat lebih dari itu!” Jawab Abdullah bin Umar.
“ Puasalah sehari dan berbukalah sehari, ini puasa Daud ‘alaihis-salam, dan itu adalah seutama-utama puasa “ Kata Nabi Saw.
Namun, Ibnu Umar masih mengatakan, “ Saya kuat lebih dari itu! “
Nabi Saw pun menjawab, “ Tidak ada yang lebih utama daripada itu “ (HR Bukhari ).

Tidak ada komentar: